Holiday Semester 2 , Goes To Jakarta #1

          Perjalanan liburanku kali ini sedikit berbeda. Semuanya tak terencanakan, terutama untuk ongkos liburan pun  tak ku siapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Semua ini berawal pada malam jum'at, #bukan cerita hantu.  Tepatnya tanggal 24 Mei 2013. Aku berkunjung ke rumah kakekku yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari rumahku. Berangkat dengan ogah-ogahan dan pulang dengan rasa waow gembira tak tertahankan.  Hari itu aku diajak untuk ikut kakek ku ke Jakarta karena hari Selasa (28 Mei 2013) sepupu laki-laki ku wisuda. Aku yang saat itu berangkat dengan tangan kosong pulang membawa uang untuk beli tiket kereta api, tapi namanya juga beli dadakn pasti sudah habis. 
        Akhirnya ayahku memutuskan untuk membelikan ku tiket bus Lorena. Minggu, aku dan kakekku sama- sama berangkat di hari minggu hanya saja aku naik bus pukul 15.15 dari terminal Nganjuk sedangkan kakek-nenek berangkat pukul 13.00 dari stasiun Kertosono. Lama aku menunggu bus sendirian di terminal, sampek rasa kantuk pun sedikit demi sedikit menghampiriku di tambah ingus yang selalu mbeler 
(saat itu lagi kena flu) dan yang ku tunggu datang juga "si cantik Lorena". 
          Dengan bahagia berselimut was-was aku memasuki bus, setibanya didalam bus aku sempat melihat kanan-kiri ku yaa hanya sekedar memastikan aku satu bus dengan orang-orang yang seperti apa. Awalnya aku bingung mencari tempat duduku dan seketika itu juga aku ingat pesan ibuku kalau tempat duduku tepat dibelakang pak sopir tetapi saat aku menuju ke arah situ sudah ada yang menempati. PD aku samperin orang itu, dan orangnya kabuur.. tetapi meskipun begitu saat itu juga aku memasang tampang bingung memang, eh si pak sopir nyeletuk "ojo bingung mbak arep neng Jakarta kok bingung di pangan wong ngko" yang artinya  ( Jangan bingung mbak, mau ke Jakarta kok bingung di makan orang nanti) di makan orang disini dalam artian "mudah dibohongi". Jengkel ? iya wajar manusiawi ssat itu juga aku dongkol dengan perkataan pak sopir tapi mau apa semua yang dikatakan benar hanya saja bahasanya kasar. 
            Sejak saat itu, aku memasang wajah jutek kepada semua orang selama perjalanan menuju Jakarta. Hahaha, sedikit maksa sih pasang wajah jutek tapi mau gimana lagi itu adalah benteng yang aman untuk menyembunyikan diriku bahwa aku belum pernah menginjakkan kaki di Jakarta dewasa ini, terakhir ke sana saja waktu kelas 2 SD. Dengan wajah jutek plus wajah pinter pura-pura tahu sikon Jakarta aku meluncur dengan aman dan terkendali. Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Peh Pulo, Blitar!

Cintaku Keluargaku

Be a Good Person, is awesome!